Kamis, 12 Mei 2016

Ulasan Novel "Idolku Cantik"

Identitas Novel Judul. :Idolku Cantik Pengarang. :Dimas Abi Penerbit. :Bukune Jenis buku. :Fiksi Taun terbit. :2014 (cetakan 1) Kota terbit. :Jakarta Ukuran novel. :13x19 Tebal halaman pembuka:iv Tebal halaman isi. :232 Harga buku. :Rp.40.000 Siapa yang tak kenal Kiko Kalingga,semua mahasiswa di Institut Teknologi Peradaban Jakarta atau disebut juga ITPJ mengenalinya.Bukan,dia bukanlah sejenis maskot kampus.Dia juga bukan spesies gulma yang tumbuh dihalaman rektorat.Dia adalah permuda yang terlahir menjadi pemimpin di kampus teknologi itu. Cerita dimulai saat sore hari Kiko sedang memimpin rapat penting dengan pembahasan peran dan fungsi BEM dalam proyek pembangunan kantin pusat di kampus sekretariat BEM.Pertanyaannya,apakah selama ini kampus sebesar ITPJ tidak memiliki kantin?tentu saja punya,tapi penataannya tidak memenuhi nilai estetiska menurut para pejabat rektorat.Lebih tepatnya estetiska menurut para pejabat rektorat.Efeknya para penjaga makanan yang telah menahun mengais rezeki disana terpaksa tergusur sementara.Ya,sementara.Itu janji para petinggi kampus.Dan,Kiko sebagai Presiden BEM merasa khawatir jika janji itu tidak terpenuhi. Kelebihan novel ini yaitu novel ini sangat menghibur para pembaca dan juga bahasanya itu bahasa jaman sekarang,gaul.Kekurangan novel ini yaitu di dalam novel ini ada bahasa yang kurang baik dan tidak jelas.Karakter dari tokoh di novel ini yaitu,Kiko Kalingga dia adalah tokoh utama dalam novel ini.Dia adalah lelaki yang bertampang rambo dengan hati Lee Min Ho dia lelaki yang tegas,berani dan adil. Dodo,sahabat terbaik Kiko yang berkarakter pemberani,konyol dan tidak mudah menyerah jika sedang terkena masalah.Pras,lelaki yang sangat gemar berolah-raga sehingga mempunyai otot-otot yang begitu bagus dan besar.Sri,yaitu perempuan yang sangat gemar dengan lagu dangdut koplo dan mempunyai hobi menampar nampar orang dengan tangan yang banyak batu akiknya.

Minggu, 01 Mei 2016

PERSAHABATAN

Sudah lama mereka bersahabat,banyak rintangan yang dilewati mereka bersama.Meskipun banyak rintangan atau masalah yang ada menimpa pada persahabatan mereka,mereka selalu menjaga satu sama lain,demi menjaga persahabatan mereka. Ketika salah satu seorang menangis,jika ada seorang sahabat tangisan itu akan menjadi tawa,karena sahabat selalu membuat hati lebih tenang.Dan duka seseorang akan terpecah menjadi bahagia dengan ada seorang sahabat yang selalu ada disampingnya.Air mata yang terlajur jatuh tidak akan pernah menjadi nestapa.Dengan adanya seorang sahabat kepenatan dalam hidup akan tergilas sirna.Dan seorang sahabat selalu membuat kenangan-kenangan yang indah dalam kehidupan.Persahabatan akan baik-baik saja jika satu sama lain saling mengerti.Suatu rintangan yang mereka lewati akan menjadi kenangan yang indah didalam persahabatan.Dengan adanya persahabatan kehidupan akan menjadi lebih indah dan selalu bahagia.Dan semua rintangan-rintangan yang mereka lewati akan menjadi kenangan-kenangan yang senantiasa akan membuat motivasi untuk hidup lebih baik. Terkadang disatu waktu,suatu prasangka akan membuat persahabatan menjadi rusak hanya karna hal sepele.Dan prasangka buruk akan menjadikan persahabatan menjadi permusuhan.Tetapi jika sudah saling mengerti hal yang seperti itu akan dianggap hal sepele yang sudah biasa mereka lewati dalam kehidupan sehari-hari mereka.Dan suatu amarah takkan bisa bertahan lama dikalbu,pasti suatu saat amarah itu akan keluar dalam hati jika sudah tidak bisa menjaga amarah tersebut.Kita harus sadar bahwa sahabat itu orang yang selalu ada disaat kita sedang sedih dan ia akan membuat hati lebih tenang. Kita senantiasa selalu ingat akan rintangan-rintangan yang sudah pernah dilewati karena itu adalah sebuah kenangan.Semoga persahabatan itu akan abadi untuk selamanya.

Minggu, 25 Oktober 2015

AYAH

Ayahku,Totong Hidayat lahir di Ciamis pada tanggal 23 Juli 1975.Beliau merupakan anak kedua dari empat bersaudara,pasangan dari Komarudin dan Eneng Rustiati. Masa kecil beliau dilalui bersama saudara saudaranya di Ciamis.Beliau menikah dengan Ina Setiasih pada 04 oktober 2001,dan dikaruniai 3 orang putri : Jihan Fauziah Hidayat,Zalfa Sarah Hidayat,dan yang kecil Meilisa Sabila Putri Hidayat. Beliau bersekolah di SDN 5 Imbanagara Raya,Ciamis lalu beliau bersekolah di SMPN 8 Ciamis dan dilanjutkan ke YPS Ciamis. Riwayat karier beliau saat di Jakarta yaitu beliau pernah menjadi satpam di P.T Griya Idola ,Jakarta.saat pulang ke Ciamis,beliau menjadi satpam di toko Samudra Toserba. Masalah. Yang pernah beliau hadapi adalah ketika beliau masih duduk di SMP di Jarta. Penghargaan yang pernah beliau dapatkan adalah Juara dalam lomba Marathon se-kabupaten Ciamis.

Rabu, 16 September 2015

Harimau dan Singa

Pada zaman dahulu kala ada seekor harimau yang sangat gagah dan kuat.Menurut hewan hewan yang ada di hutan,harimau adalah raja hutan kerena ia kuat dan banyak hewan yang takut padanya. Pada suatu pagi harimau sedang berjalan jalan di hutan.saat diperjalanan ada seekor kancil yang datang menghampirinya.Kancil berbicara bahwa ada hewan lain yang mengaku dia adalh raja hutan harimau sangat marah mendengar bicaraan si kancil itu.lalu dia menanyakan “siapa hewan yang mengaku dia adalah raja hutan dan dimana dia ?" Kancil menjawab "dia ada di dekat sungai " kancil dan harimau pun pergi ke dekat sungai.Ternyata hewan yang mengaku sebagai raja adalah singa.Harimau sangat tidak suka terhadap sang singa setiap kali mereka bertemu sang harimau selalu manjaili sang singa. Saat sore harinya singa terkena jebakan dari sang pemburu saat itu ada harimau singa berteriak meminta tolong kepada harimau tapi harimau tetap cuek dan tidak perduli terhadap sang singa yang sedang kesusahan.Akhirnya ada kancil yang membanti sang singa unuk keluar dari jebakan itu.Disaat malam harinya harimau pun terkena jebakan pemburu juga dan disitu ada si singa harimau berteriak meminta tolong pada si singa dan singa membantu harimau keluar dari jebakan pemburu.Lalu harimau berterima kasih pada sang singa karena telah membantunya,harimau bertanya "mengapa kau membantuku ?padahal tadi aku tidak membantumu saat kau terkena jebakan si pemburu iru ?" "Itulah guna teman " jawab sang singa. Akhirnya,sekarang mereka berteman baik dan saling membantu saat ada kesulitan menimpa salah seorang dari mereka.

Jumat, 29 Mei 2015

Rumah Kecil Di Bukit Sunyi

              Di atas bangku bambu reyot, Pak Kerto meluruskan kedua kakinya. Beberapa saat kemudian, ia beranjak dari bangku dan melangkah ke bilik belakang yang hanya dibatasi oleh anyaman daun rumbia. Diambilnya beberapa potong ubi dari panci dan  diletakkannya di atas selembar daun pisang. Ia kembali ke depan dan menikmati ubi rebus sambil meminum kopi.
            Tiba-tiba pintu terbuka dan laki-laki dengan perut gendut muncul. “Ooo... Juragan. Sillakan, Gan”, sambut Pak Kerto sambil membungkuk. Dengan tergesa dibersihkannya bangku bambu yang sudah reyot itu. “Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?” tanya sang juragan.
            “Sebagian sudah saya panen, Gan. Tinggal ladang sebelah kanan parit. Silakan juragan periksa hasil panenan itu”.
“Di mana kau letakkan, Kerto?”
“Ada di samping rumah, Gan. Ada enam karung terigu. Bagus-bagus hasil panenan kali ini”, kata Pak Kerto.
Kedua orang itu melangkah ke samping rumah. Sang juragan segera mendekati tumpukkan karung. Sesaat, dibukanya salah satu karung dan diambilnya sehelai daun yang ada di dalamnya, kemudian sehelai daun itu diciumnya. “”Ahhh, luar biasa!” teriaknya kegirangan, “Bagus...bagus sekali panenan kali ini, Kerto”, lanjut juragan itu sambil menepuk punggung Pak Kerto. Hati Pak Kerto bahagia telah membuat juragan senang. Ia akan mendapa tambahan upah. Watak juragan memang begitu, kalau sedang senang ia tak segan-segan memberi tambahan upah.
“Enam karung ini disimpan yang baik dan jangan sampai kena hujan.Dua hari lagi aku akan kembali ke sini mengambil semua hasil panenan”, ucap juragan sambil meninggalkan Pak Kerto.
Sepeninggal juragan, Pak Kerto berbaring sambil berselimut sarung. Ia tak dapat tidur. Pikirannya menerawang jauh. Pak Kerto ingin membelikan kain kebaya buat itrinya dan dua sandal plastik buat kedua anaknya. Hatinya bahagia karena sebentar lagi ia akan pulang untuk melepas kerinduan kepada istrinya dan kedua anaknya. Pikirannya tertuju pada pohon-pohon kecil di ladang sebelah kanan parit yang besok harus dipanen. Ia tak habis berpikir, untuk apa juragan menyuruh menanam pohon-pohon itu. Ia tidak tahu nama pohon yang bentuknya hampir mirip tanaman cabai. Pak Kerto hanya tunduk dan patuh pada perintah juagan. Patuh adalah taat (pada perintah, aturan, dsb) dan berdisiplin. Ia merawat tanaman dengan baik. Ia dak bergaul dengan orang-orang disekitarnya.
Saat Pak Kerto hampir lelap, terdengar suara orang mengetuk pintu. Pak Kerto berpikir sang juragan datang lagi. Dengan langkah yang tergesa-gesa Pak Kerto menuju ke pintu.
“Sebentar Gan, sebentar...” kata Pak Kerto sambil membuka palang pintu. “Biasanya kan langsung masuk, Gan”, lanjutnya sambil menguak daun pintu.
Pak Kerto merasa aliran darahnya terhenti ketika didepanya berdiri empat orang polisi dengan senjata di tangan.
“Jangan bergerak!”, gerak salah seorang polisi. Ketiga polisi lainnya langsung masuk rumah kecil itu. Pak Kerto berdiri kaku, mematung, tidak tahu apa yang terjadi.
“Maaf, Bapak saya tangkap”, kata polisi sambil mendekat dan memborgol kedua tangan Pak Kerto.
“Apa saah saya, Pak?” tanya Pak Kerto terputus-putus.
“Bapak telah menanam dan menyimpan pohon ganja. Pemerintah melarang menanam pohon itu”, jawab polisi itu tegas.
“Tapi saya hanya disuruh juragan. Saya hanya melaksanakan perintah juragan, Pak”, kata Pak Kerto tertunduk.
“Saya mengerti dan memahami keadaan Bapak. Juragan Bapak sekarang ada di tahanan polisi”.
Polisi itu menyuruh Pak Kerto berjalan menuruni lereng perbukitan. Sedangkan, ketiga polisi lainnya memanggul beberapa karung terigu yang berisi daun ganja dengan dibantu beberapa peladang yang kebetulan berada di sekitar perbukitan itu. Pak Kerto tertunduk bisu. Inilah jawaban atas teka-teki tanaman itu, ya, dua tahun lebih baru terjawab sekarang. Pipi keriput lelaki tua itu basah oleh air mata. Rumah kecil di atas bukit semakin jauh ditinggalkan. Tuhan, jerit Pak Kerto lirih.
 


Setelah membaca teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” itu, jawablah pertanyaan berikut!
1)       Menurutmu, termasuk jenis teks apakah teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi”?
2)       Bagaimana dengan bagian-bagian yang membangun teks tersebut? Coba sebutkan kemudian tulis bagian-bagian tersebut!
3)       Ide pokok apa sajakah yang terkandung di dalam bagian-bagian yang menjadi struktur   teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” tersebut?
4)       Menggunakan sudut pandang manakah teks tersebut? Jelaskan !
5)       Siapa tokoh utama dalam teks tersebut? Dan bagaimana karakternya?
6)       Sebutkan pula tokoh yang lain dengan karakternya pada teks tersebut !
7)       Konflik apa saja yang ada dalam cerita tersebut? Uraikan !
8)       Pesan apa yang disampaikan pengarang dalam cerita tersebut?
9)       Sebutkan latar yang ada dalam cerita tersebut !
10)   Bagaimana alur cerita pada teks tersebut ?
11)   Konjungsi apa saja yang terdapat dalam cerita itu? Jelaskan beserta maknanya !
12)   Cari kata ulang yang ada dalam cerita tersebut! Jelaskan beserta maknanya !
13)   Temukan frasa yang terdapat dalam cerita tersebut! Jelaskan beserta maknanya !
14)   Siapa sebenarnya Pak Kerto ?
15)   Bagaimana cerita tersebut, Menurutmu ?

Jawaban :
1)       Teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” termasuk jenis teks cerpen.
2)        => Orientasi
Di atas bangku bambu reyot, Pak Kerto meluruskan kedua kakinya. Beberapa saat kemudian, ia beranjak dari bangku dan melangkah ke bilik belakang yang hanya dibatasi oleh anyaman daun rumbia. Diambilnya beberapa potong ubi dari panci dan  diletakkannya di atas selembar daun pisang. Ia kembali ke depan dan menikmati ubi rebus  sambil meminum kopi.
ð  Komplikasi
Tiba-tiba pintu terbuka dan laki-laki dengan perut gendut muncul. “Ooo... Juragan. Sillakan, Gan”, sambut Pak Kerto sambil membungkuk. Dengan tergesa dibersihkannya bangku bambu yang sudah reyot itu. “Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?” tanya sang juragan.
“Sebagian sudah saya panen, Gan. Tinggal ladang sebelah kanan parit. Silakan juragan periksa hasil panenan itu”.
“Di mana kau letakkan, Kerto?”
“Ada di samping rumah, Gan. Ada enam karung terigu. Bagus-bagus hasil panenan kali ini”, kata Pak Kerto.
Kedua orang itu melangkah ke samping rumah. Sang juragan segera mendekati tumpukkan karung. Sesaat, dibukanya salah satu karung dan diambilnya sehelai daun yang ada di dalamnya, kemudian sehelai daun itu diciumnya. “”Ahhh, luar biasa!” teriaknya kegirangan, “Bagus...bagus sekali panenan kali ini, Kerto”, lanjut juragan itu sambil menepuk punggung Pak Kerto. Hati Pak Kerto bahagia telah membuat juragan senang. Ia akan mendapa tambahan upah. Watak juragan memang begitu, kalau sedang senang ia tak segan-segan memberi tambahan upah.
“Enam karung ini disimpan yang baik dan jangan sampai kena hujan.Dua hari lagi aku akan kembali ke sini mengambil semua hasil panenan”, ucap juragan sambil meninggalkan Pak Kerto.
Sepeninggal juragan, Pak Kerto berbaring sambil berselimut sarung. Ia tak dapat tidur. Pikirannya menerawang jauh. Pak Kerto ingin membelikan kain kebaya buat itrinya dan dua sandal plastik buat kedua anaknya. Hatinya bahagia karena sebentar lagi ia akan pulang untuk melepas kerinduan kepada istrinya dan kedua anaknya. Pikirannya tertuju pada pohon-pohon kecil di ladang sebelah kanan parit yang besok harus dipanen. Ia tak habis berpikir, untuk apa juragan menyuruh menanam pohon-pohon itu. Ia tidak tahu nama pohon yang bentuknya hampir mirip tanaman cabai. Pak Kerto hanya tunduk dan patuh pada perintah juagan. Patuh adalah taat (pada perintah, aturan, dsb) dan berdisiplin. Ia merawat tanaman dengan baik. Ia dak bergaul dengan orang-orang disekitarnya.
Saat Pak Kerto hampir lelap, terdengar suara orang mengetuk pintu. Pak Kerto berpikir sang juragan datang lagi. Dengan langkah yang tergesa-gesa Pak Kerto menuju ke pintu.
“Sebentar Gan, sebentar...” kata Pak Kerto sambil membuka palang pintu. “Biasanya kan langsung masuk, Gan”, lanjutnya sambil menguak daun pintu.
Pak Kerto merasa aliran darahnya terhenti ketika didepanya berdiri empat orang polisi dengan senjata di tangan.
“Jangan bergerak!”, gerak salah seorang polisi. Ketiga polisi lainnya langsung masuk rumah kecil itu. Pak Kerto berdiri kaku, mematung, tidak tahu apa yang terjadi.
“Maaf, Bapak saya tangkap”, kata polisi sambil mendekat dan memborgol kedua tangan Pak Kerto.
“Apa saah saya, Pak?” tanya Pak Kerto terputus-putus.
“Bapak telah menanam dan menyimpan pohon ganja. Pemerintah melarang menanam pohon itu”, jawab polisi itu tegas.
“Tapi saya hanya disuruh juragan. Saya hanya melaksanakan perintah juragan, Pak”, kata Pak Kerto tertunduk.
“Saya mengerti dan memahami keadaan Bapak. Juragan Bapak sekarang ada di tahanan polisi”.
ð  Resolusi
Polisi itu menyuruh Pak Kerto berjalan menuruni lereng perbukitan. Sedangkan, ketiga polisi lainnya memanggul beberapa karung terigu yang berisi daun ganja dengan dibantu beberapa peladang yang kebetulan berada di sekitar perbukitan itu. Pak Kerto tertunduk bisu. Inilah jawaban atas teka-teki tanaman itu, ya, dua tahun lebih baru terjawab sekarang. Pipi keriput lelaki tua itu basah oleh air mata. Rumah kecil di atas bukit semakin jauh ditinggalkan. Tuhan, jerit Pak Kerto lirih.
3)      > Orintasi
Waktu Pak Kerto sedang beristirahat, juragan datang ke rumah kecil Pak Kerto yang terletak di atas bukit yang jauh dari pemukiman penduduk untuk menanyakan hasil panen kepada Pak Kerto.
Ø  Komplikasi
Pak Kerto tidak mengetahui nama tanaman yang bentuknya hampir mirip dengan tanaman cabai yang ada di sebelah kanan parit yang besok harus dipanen. Tidak lama kemudian datang empat orang polisi bersenjata untuk menangkap Pak Kerto karena dia sudah menanam dan menyimpan pohon ganja.
Ø  Resolusi
Pak Kerto tertunduk bisu karena dia baru mengetahui bahwa tanaman yang telah lama ditanamnya adalah pohon ganja. Ia pun berada di tahanan polisi bersama juragannya.
4)      Teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” menggunakan sudut pandang orang ketiga karena menggunakan kata ganti ia, dia dan pengarang meneritakan pengalaman orang lain.
5)      Pelaku utama pada teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” adalah Pak Kerto wataknya Pekerja keras, patuh terhadap perintah, polos, dan penyabar (Protagonis).
6)      >    Juragan : Licik, Pembohong, Jahat (Antagonis).
Ø  Polisi     : Tegas, Pembela kebenaran, Adil (Protagonis).
7)      *    Pak Kerto bekerja di bukit sunyi sebagai petani.
·         Pak Kerto tidak mengetahui nama tanaman yang bentuknya hampir mirip dengan tanaman cabai. Tetapi, ia tetap patuh terhadap perintah juragan.
·         Pak Kerto kaget, ketika membuka pintu ada empat orang polisi bersenjata di tanganya masing-masing.
·         Pak Kerto di tangkap polisi karena telah menanam dan menyimpan pohon ganja.
·         Dari kejadian itu, Pak Kerto baru mengetahui bahwa tanaman yang sejak lama di tanamnya adalah pohon ganja yang dilarang oleh pemerintah.
8)      Kita harus berhati hati jika menerima pekerjaan dari orang lain yang kenal maupun tidak kenal.
9)      -   Latar Tempat : Di rumah kecil Pak Kerto di atas bukit yang jauh dari pemukiman  penduduk, di samping rumah Pak Kerto, di ladang, di lereng perbukitan.
-          Latar Waktu : Dua hari lagi, beberapa saat kemudian, sebentar lagi, sepeninggal juragan, besok, dua tahun lebih.
-          Latar Suasana : Bahagia, Terkejut, Sedih.
10)  Alur pada teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” adalah alur maju.
·         Pak Kerto sedang beristirahat di rumahnya.
·         Kemudian juragan datang ke rumah Pak Kerto untuk menanyakan hasil panen.
·         Sang juragan senang karena hasil panennya sangat memuaskan. Pak Kerto pun bahagia karena juragan akan memberikan upah tambahan.
·         Sepeninggal juragan Pak Kerto berbaring sambil menerawang jauh, sehingga ia tak dapat tidur.
·         Pak Kerto tidak tahu tanaman yang telah ia tanam dan ia rawat dengan baik.
·         Saat Pak Kerto hampir lelap, terdengar suara orang mengetuk pintu. Ia mengira juragan datang lagi. Ternyata yang datang adalah empat orang polisi bersenjata.
·         Pak Kerto di tangkap polisi karena ia telah menanam dan menyimpan pohon ganja.
·         Pak Kerto pun berjalan menuruni lereng perbukitan. Sedangkan polisi memanggul beberapa karung terigu yang berisi daun ganja. Pak Kerto hanya tertunduk bisu dan menangis.
·         Dari kejadian itu, Pak Kerto baru mengetahui bahwa tanaman yang sejak lama di tanamnya adalah pohon ganja yang dilarang oleh pemerintah.
11)  -     Dan => Penambahan
-          Dengan => Penjumlahan
-          Adalah => Penyamaan
-          Karena => Penyebaban
12)   Kata ulang (Repetisi) :
·         Tiba-tiba => Tak disangka
·         Laki-laki => Pria
·         Bagus-bagus => Baik
·         Segan-segan => Ragu-ragu
·         Pohon-pohon => Banyak pohon
·         Orang-orang => Banyak orang
13)   Kata gabung (Frasa) :
·         Daun rumbia => Daun dari pohon rumbia
·         Bambu reyot => Bambu yang sudah tua
·         Daun pisang => Daun dari pohon pisang
·         Kain kebaya => Kain yang biasa di pakai perempuan
·         Air mata => Air yang keluar dari mata
14)    Pak Kerto adalah seorang laki-laki tua yang tinggal di rumah kecil di atas bukit yang jauh dari pemukiman penduduk. Ia bekerja sebagai petani ganja yang di tipu oleh jurgannya. Ia tinggal jauh dari istrinya dan kedua anaknya.
15)  Kita tidak boleh seperti Pak Kerto. Kita harus berfikir panjang dalam menentukan sesuatu.



Kamis, 28 Mei 2015

KISAH SEKOR TIKUS DAN KELINCI



     

Pada suatu hari ada seekor kucing berkeliling-keliling di sekitar jalan untuk mencari makanan. Pada suatu ketika ada seekor tikus melintas di samping kucing itu, kucing itu berkata dalam hati “Wah ada mangsa baru nih kalau aku makan tikus ini perutku langsung kenyang deh”. Tikus itu juga berkata dalam hati “Hah, ada kucing waduh bahaya nih bisa bisa aku dimakan sama dia”. Kucing dan tikus pun saling menoleh satu sama lain dengan tatapan sinis, dan tiba tiba kucing itu mengejar tikus itu tetapi tikus itu berhasil meloloskan diri dari kucing itu.“Arghh, gagal deh makan makanan lezat nya” dalam hati si kucing. Sedangkan tikus itu yang meloloskan diri dari si kucing berkata “Syukurlah aku bisa lolos dari kejarannya Tuhan masih memberikan aku hidup”.
      Keesokan hari nya, kucing itu berjalan-jalan lagi sambil berkata “Aduh, aku belum makan 2 hari nih aku sangat lapar sekali. Coba aja aku ketemu sama tikus itu aku bakalan gak lapar kayak gini”. Kucing itu berjalan jalan dan suatu ketika kucing itu bertemu dengan seekor Anjing, kucing itu berkata “Waduh, bahaya nih ada anjing disana aku harus bagaimana?”. Anjing itu pun mendekati kucing itu semakin dekat dan Anjing itu pun mendekati kucing itu semakin dekat dan si kucing pun bingung mau kemana lagi kalau dia jalan terus dia akan jatuh ke jurang.
      Anjing itu pun semakit dekat, dan kucing itu pun JATUH KE JURANG “Ahhh tolong aku ku mohon”. Tiba-tiba segerombolan tikus pun datang untuk menolong si kucing itu sedangkan Anjing itu melarikan diri. Si tikus pun memegang tangan si kucing itu sehingga tidak jatuh ke jurang. Segerombolan tikus pun menarik tangan si kucing ke atas, kucing pun berterima kasih kepada si tikus dan kawan-kawannya “Terima kasih yaa sudah menolongku kalau gak ada kalian mungkin aku sudah jatuh ke jurang”. Tikus pun menjawab “Tidak apa apa kok aku senang sekali menolong siapapun termasuk kamu”. Kucing pun bertanya “Tapi kenapa kalian menolong ku sedangkan aku saja ingin memakan kalian?” Tikus pun menjawab “Kita sesama makhluk hidup harus saling tolong menolong”. Dan akhirnya mereka pun berpelukkan tanda mereka menjadi sahabat.

Jumat, 22 Mei 2015

Cerpen Mitos

        Pada suatu hari,aku tinggal dengan ibuku karena ayahku pergi merantau ke Surabaya.Setiap pagi aku mandi di belakang rumah,di belakang rumahku terdapat sumur.
        Pada suatu pagi aku menimba air di sumur,dan pada saat itu aku sedang mandi dan menggosokkan sabun ke tubuhku,lalu aku mendengar ada benda yang jatuh ke dalam sumur, saat aku melihat ke sumur itu ternyata tidak ada apa apa yang jatuh ke dalam sumur.
Saat malam tiba aku terbangun sekitar pukul 1 malam karena aku mendengar suara jendela terbuka dan tertutup sendiri,ternyata jendela itu terbuka dengan lebar dan terlihat sosok wanita yang sangat menakutkan.Aku tidak tahu dari mana asal wanita yang menakutkan itu.
      Lalu aku pergi ke kamar ibuku dan aku ceritakan kisah tadi ke ibu.Dan aku pun tidur bersama ibu.Saat siang aku dan ibuku tidak memberitahukan kisah ini ke semua warga karena aku dan ibuku takut warga pindah semua.